Tafakur Sejenak
Senin, 20 Desember 2010
Label:
Artikel
~
Kita dikejar-kejar oleh pekerjaan duniawi kita. Dari pagi sampai sore kita mencari nafkah. Malamnya kita bercengkrama dengan anak dan suami kita. Sesudah itu kita tidur hingga pagi. Waktu kita yang tersisa untuk merenung seorang diri tidak ada.
Saudariku, kesibukan kita pada dunia yang kita lakukan terus-menerus hanya menumpulkan mata hati kita dari melihat keajaiban yang ada di sekeliling kita. Bagi orang yang punya mata hati, melihat anak-suaminya seperti melihat suatu keajaiban. Dia berpikir, mereka ada di sisiku, mereka bermain bersamaku; bersenda gurau dan bercengkrama. Tapi mereka akan berpisah denganku ketika nyawa tak lagi dikandung badan. Airmata pun menetes di wajahnya. Dia pun berdoa, “Ya Allah, selamatkanlah kami dari siksa api neraka. Pertemukan kami kembali di surga-Mu.”
Inilah yang dilakukan oleh generasi ulul albab. Mereka bertafakur mengamati keajaiban alam semesta ini. Mereka orang yang sibuk, tapi mereka menyediakan waktu untuk berhenti sejenak dari aktivitas keduniawian. Mereka bertafakur, bermuhasabah, merenungi apa yang mereka lihat, baca, dan dengar. Saudariku, tersediakah waktu luang untukmu bertafakur seorang diri?
Saudariku, kesibukan kita pada dunia yang kita lakukan terus-menerus hanya menumpulkan mata hati kita dari melihat keajaiban yang ada di sekeliling kita. Bagi orang yang punya mata hati, melihat anak-suaminya seperti melihat suatu keajaiban. Dia berpikir, mereka ada di sisiku, mereka bermain bersamaku; bersenda gurau dan bercengkrama. Tapi mereka akan berpisah denganku ketika nyawa tak lagi dikandung badan. Airmata pun menetes di wajahnya. Dia pun berdoa, “Ya Allah, selamatkanlah kami dari siksa api neraka. Pertemukan kami kembali di surga-Mu.”
Inilah yang dilakukan oleh generasi ulul albab. Mereka bertafakur mengamati keajaiban alam semesta ini. Mereka orang yang sibuk, tapi mereka menyediakan waktu untuk berhenti sejenak dari aktivitas keduniawian. Mereka bertafakur, bermuhasabah, merenungi apa yang mereka lihat, baca, dan dengar. Saudariku, tersediakah waktu luang untukmu bertafakur seorang diri?
0 komentar:
Posting Komentar